Kamis, 06 Oktober 2011

kekebalan


KEKEBALAN ALAM
A. Definisi
Kekebalan alam atau respon imun nonspesifik adalah suatu protect atau wujud dari reaksi perlawanan yang sudah dimiliki atau didapatkan sejak lahir untuk melawan organisme asing yang masuk ke dalam tubuh. Respon imun nonspesifik dapat langsung bekerja begitu ada ancaman dari bahan asing yang masuk ke dalam tubuh walauppun tubuh sebelumnya tidak pernah terpapar pada zat tersebut.
B. Faktor-faktor
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap respon imun spesifik adalah
1. Spesies
Di antara berbagai spesies ada perbedaan kerentanan yang jelas terhadap mikroorganisme.
2. Perbedaan individu dan pengaruh usia
Peranan herediter yang menentukan resistensi terhadap infeksi terlihat dari studi tuberculosis pada pasangan kembar. Bila satu dari kembar homozigot menderita tuberculosis, pasangan lainnya menunjukkan resiko lebih besar untuk juga menderita tuberculosis disbanding pasangan kembar yang heterozigot.
3. Suhu
Kelangsungan hidup banyak jenis mikroorganisme tergantung pada suhu. Kuman tuberculosis tidak akan menginfeksi hewan berdarah dingin.
4. Pengaruh hormone
Pada diabetes mellitus, penderita hipotiroidisme dan disfungsi adrenal ditentukan resistensi yang menurun terhadap infeksi.
5. Faktor nutrisi
Resistensi terhadap infeksi yang menurun oleh efek nutrisi yang buruk sudah tidak dipersiapkan lagi. Sebaliknya keadaan nutrisi yang buruk dapat menyulitkan poliferasi virus sehingga seseorang dengan nutrisi buruk dapat lebih tahan terhadap infeksi virus tertentu dibanding orang yang nutrisinya lebih baik.
6. Flora bakteri normal
Flora bakteri normal yang terdapat di kulit dapat membentuk berbagai bahan antimikrobial secara bakteriosin dan asam. Pada waktu yang sama flora normal berkompetisi dengan pathogen potensial untuk mendapat nutrisi esensial
C. Mekanisme
Pertahanan tubuh secara alami atau nonspesifik yang bereaksi tanpa memandang apakah agen pencetus pernah atau belum pernah dijumpai adalah :
1. Peradangan
Adalah suatu respon nonspesifik terhadap cedera jaringan, pada keadaan ini spesialis-spesialis fagositik-neutrofil dan makrofag berperan penting disertai bantuan dari sel-sel imun jenis lain.
Rangkaian kejadian pada respon peradangan terhadap masuknya bakteri melalui celah di kulit :
1. Pertahanan oleh makrofag residen
Ø Melakukan perubahan sebelum mekanisme lain dapat dimobilisasi
2. Vasodilatasi local
Ø Menginduksi pengeluaran histamine dari sel mast
Ø Meningkatkan aliran darah local untuk lebih banyak menyalurkan leukosit fagositik dan protein plasma
Ø Menimbulkan kemerahan dan rasa panas setempat
3. Peningkatan permeabilitas kapiler
Ø Diinduksi oleh histamine
Ø Memungkinkan protein plasma keluar ke jaringan yang meradang
4. Edema local
Ø Terjadi akibat peningkatan tekanan osmotic koloid di cairan interstisium
Ø Menimbulkan pembengkakkan dan nyeri setempat
5. Pembatasan (pengepungan) daerah yang meradang
Ø Ditimbulkan oleh pembentukan bekuan di cairan interstisium yang mengelilingi bakteri setelah factor pembekuan yang bocor diaktifkan oleh kontak dengan tromboplastin jaringan
6. Emigrasi leukosit, terutama monosit, yang matang menjadi makrofag jaringan dan neutrofil
Ø Dilakukan melalui proses marginalisasi, diapedesis, gerakan amuboid, dan kemotaksis
2. Proliferasi leukosit
Ø Disebabkan oleh pengeluaran leukosit (yang sudah dibentuk sebelumnya) dari sumsum tulang serta peningkatan pembentukan leukosit baru
3. Destruksi bakteri oleh leukosit
Ø Dilakukan oleh neutrofil dan makrofag di tempat kejadian
Ø Ditingkatkan oleh kerja opsonin
4. Sekresi mediator peradangan oleh fagosit
Ø Membunuh bakteri melalui cara-cara nonfagositik
Ø Merangsang pengeluaran histamine
Ø Menginduksi manifestasi sistemik seperti demam
Ø Mencetuskan system pembekuan dan anti pembekuan
Ø Mengaktifkan system kinin yang memperkuat banyak proses peradangan dan mengaktifkan reseptor nyeri local
Ø Menurunkan konsentrasi besi dalam plasma yang diperlukan untuk multiplikasi bakteri
Ø Merangsang pelepasan protein fase akut dari hati yang menggunakan berbagai respon imun
Ø Merangsang produksi neutrofil
Ø Meningkatkan proliferasi dan diferensiasi sel B dan sel T
5. Perbaikan jaringan
Ø Dilakukan dengan mengganti sel-sel yang hilang melalui pembelahan sel-sel spesifik organ yang sehat disekitarnya atau pembentukan jaringan parut oleh fibroblast jaringan ikat
1. Interferon
Adalah sekelompok protein yang secara nonspesifik mempertahankan tubuh terhadap infeksi virus, berikatan dengan sel pejamu lain yang belum terinfeksi dan mencetuskan pembentukan enzim-enzim inaktif yang mampu menghambat replikasi virus. Enzim-enzim inaktif ini diaktifkan hanya apabila terjadi invasi virus pada sel-sel tersebut.
Mekanisme :
1. Virus masuk sel
2. Sel mengeluarkan interferon
3. Interferon berikatan dengan reseptor di sel yang belum terinfeksi
4. Sel yang belum terinfeksi menghasilkan enzim-enzim inaktif yang mampu memutuskan RNA messenger virus dan menghambat sintesa protein
5. Sel berikutnya dimasuki oleh virus
6. Virus masuk ke dalam sel yang sudah dipengaruhi oleh interferon
7. Enzim penghambat virus diaktifkan
8. Virus tidak mampu membelah diri di sel-sel yang baru dimasukinya
2. Sel natural killer
Sel natural killer yang terjadi secara alamiah adalah sel-sel mirip limfosit yang secara nonspesifik menghancurkan sel yang terinfeksi virus dan sel kanker dengan secara langsung melisiskan membrane sel-sel tersebut pada saat perama kali berjumpa.
Cara kerja sel ini dan sasaran utamanya serupa dengan sel T sitotoksik, tetapi sel T sitotoksik hanya dapat mematikan sel-sel terinfeksi virus atau sel kanker jenis tertentu yang pernah dijumpai oleh sel tersebut. Selain itu setelah terpajan, sel T sitotoksik memerlukan periode pematangan sebelum mampu melancarkan serangan yang mematikan. Sel natural killer membentuk pertahanan yang bersifat segera dan nonspesifik terhadap sel yang terinfeksi virus dan sel kanker sebelum sel T sitotoksik yang lebih spesifik dan banyak berfungsi.
3. Sistem Komplemen
Sistem komplemen merupakan mekanisme pertahanan yang diaktifkan secara non-spesifik sebagai respons terhadap invasi organisme.Sistem ini melengkapi (complement) kerja antibodi yaitu mekanisme primer yang diaktifkan oleh antibodi untuk mematikan sel-sel asing.
Sistem komplemen terdiri dari protein –protein plasma yang dihasilkan oleh hati dan beredar dalam darah dalam bentuk inaktif.Setelah komponen pertama,C1 diaktifkan, komponen tersebut akan mengaktifkan C2 dan demikian seterusnya, dalam suatu jenjang reaksi pengaktifkan.Lima komponen lainnya yang terakhir, C5 sampai C9 membentuk kompleks protein besar,membrane attack complex yang menyerang membran permukaan mikroorganisme didekatnya dengan membenamkan dirinya,sehingga terbentuk saluran besar di membran di permukaan mikroba tersebut.Teknik membolongi ini menyebabkan membran permukaan bocor,terjadi fluks osmotic air ke dalam sel korban,sehingga sel tersebut membengkak dan pecah.Lisis yang dinduksi oleh komplemen ini adalah cara utama pembunuhan tanpa fagositosis.Jenjang fagositosis dapat diaktifkan melalui 2 cara yaitu:
1. Jalur alternatif, menjalankannya ke rantai karbohidrat tertentu di permukaan organism,tetapi tidak terdapat pada sel manusia (respon imun non-spesifik).
2. Jalur klasik,memajankannya ke antibodi (respon imun spesifik).
Komplemen C5 sampai C9 bila diaktifkan akan membentuk membran attack complex yang melubangi sasaran.Komponen lainnya yang sudah diaktifkan memperkuat proses peradangan dengan:
1. Berfungsi sebagai kemotoksin
2. Bekerja sebagai opsolin
3. Memperkuat vasodilatasi local dan permeabilitas kapiler.
4. Merangsang pengeluaran histamin dari sel mast sekitarnya.
5. Mengaktifkan kinin
4. Fagositosis
Melibatkan pencaplokan dan degadrasi intrasel partikel asing. Dalam waktu kurang dari 0,01 detik makrofag memakan sebuah bakteri dengan cara fusi lisosom terhadap benda asing dan penguraian oleh enzim hidrolitik yang dihasilkan lisosom. Prosedur efektif yang membuat fagosit mengenali sasaran untuk dihancurkan
· Jaringan mati dan banyak bendaasing anyak memiliki karakteristik permukaan yang berbeda dengan sel tubuh normal
· Partikel asing secara sengaja ditandai untuk dfagositosis dengan melapisisnya dengan mediator-mediator kimiawi yang dihasilkan oleh system imun.
Zat kimia yang dihasilkan system imun yang menyebabakan bakteri lebih rentan adalah opsonin. Sekresi fagositik :
· Neutrofil mengeluarkan laktoferin, protein yang mengikat besi sehingga tidak tersedia besi untuk multiplikasi bakteri
· Sekresi fagosit merangsang pengeluaran histamine yang menginduksi vasodilatasi local dan meningkatkan permeabilitas vaskuler yang menyertai paradangan.
· Sekresi fagosit memecah kininogen menjadi kinin aktif yang meningkatkan proses peradangan
· Sekresi fagosit menginduksi timbulnya demam terutama melalui pelepasan pirogen endogen. Pirogen endogen menyebabkan pengeluaran prostaglandin, yang menaikkan thermostat di hipotalamus.
5. Membran Mukus
  1. Sistem pencernaan
Air liur yang dikeluarkan ke dalam mulut mengandung enzim yang melisiskan bakteri tertentu. Jika lolos masih di dalam usus ada jaringan limfoid terkait usus namun mekanisme ini tidak 100% efektif.
  1. Sistem genitourinaria
Di dalam system ini, mikroba yang masuk akan menemui lingkungan yang tidak ramah karena urin dan sekresi vagina yang asam, juga dihasilkan mucus lengket yang menangkap partikel kecil yang masuk.
  1. Sistem pernapasan
Dilengkapi tonsil dan adenoid membentuk proteksi imunologis terhadap pathogen yang terhirup di awal system pernapasan.
6. Kulit
Epidermis menghasilkan zat pertahanan imun seperti :
· Melanosit, menyerap berkas sinar UV yang berbahaya
· Keratinosit, mengeluarkan interleukin 1 yang mempengaruhi pematangan sel T yang cenderung terlokalisasi di kulit
Tebal kulit dan lapisan stratum korneum dapat menghambat masuknya kuman dan sekresi kelenjar keringat dan kelenjar sebaseum yang mengandung asam laktat dan asam lemak untuk menurunkan pH kulit sehingga bersifat bakteriostatik .KEKEBALAN DIDAPAT
(Acquired Immunity)
A. Definisi
Kekebalan didapat atau respon imun spesifik adalah pertahanan tubuh sebagai perlindungan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup.
Kekebalan didapat terbagi dua, yaitu :
  • Aktif
Kekebalan yang dihasilkan secara spontan dan merupakan pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh pajanan ke suatu antigen (bahan asing yang masuk ke dalam jaringan tubuh dan dapat merangsang respon imun).Kekebalan aktif terbagi lagi menjadi dua, yaitu :
    • Alamiah, kekebalan tubuh yang secara otomatis diperoleh setelah sembuh dari suatu penyakit.
    • Buatan, kekebalan tubuh yang didapat dari vaksinasi yang diberikan untuk mendapatkan perlindungan dari suatu penyakit.
Jenis-jenis vaksin :
o Dinonaktifkan (Inactivated), yaitu vaksin virus yang dimatikan oleh zat-zat kimia atau oleh pemanasan dan digunakan pada imunisasi. Contohnya vaksin penyakit flu, kolera, pes, dan hepatitis A.
o Attenuated, yaitu vaksin yang disiapkan dari mikroorganisme atau virus hidup yang dibiakkan di bawah kondisi yang tidak sesuai agar kehilangan virulensinya (dilemahkan) tetapi tetap mempunyai kemampuan menginduksi kekebalan pelindung. Contohnya vaksin demam kuning, vaksin rubeola, rubella, dan gondongan.
o Tixoids, yaitu eksotoksin yang dimodifikasi atau tidak diaktifkan sehingga kehilangan toksisitasnya, tetapi merangsang pembentukan antitoksin. Contohnya vaksin tetanus dan difteri.
o Subunit, yaitu vaksin yang dihasilkan dari subunit protein virus tertentu sehingga mempunyai resiko reaksi merugikan yang lebih rendah daripada vaksin virus utuh. Contohnya vaksin untuk melawan virus hepatitis B.
Beberapa vaksin baru yang juga digunakan dan dikembangkan antara lain :
o Conjugate, vaksin yang dibuat dengan menghubungkan lapisan luar polisakarida bakteri tertentu ke protein (contohnya toksin), sehingga system imun dapat mengenali polisakarida itu sebagai antigen.
o Recombinant Vector, vaksin yang dibuat dengan mengkombinasikan fisiologi dari satu mikroorganisme dengan DNA yang lain, sehingga bias diciptakan kekebalan terhadap penyakit yang mempunyai gejala infeksi yang kompleks.
o Vaksinasi DNA, vaksin yang dibuat dari DNA agen penularan yang bekerja dengan cara memasukkan DNA bakteri ke dalam sel tubuh manusia atau hewan. Kemudian beberapa sel system imun yang mengenali protein DNA bakteri tersebut merespon dan menyerang protein itu. Karena sel tersebut hidup untuk waktu yang lama, ketika ada pathogen yang biasanya menyatakan protein itu muncul maka akan langsung diserang oleh system imun. Saat ini vaksin DNA masih dalam percobaan, namun memperlihatkan hasil yang menjanjikan.
  • Pasif
Kekebalan tubuh yang bisa diperoleh seseorang yang zat kekebalan tubuhnya didapat dari luar.
Kekebalan pasif terbagi dua, yaitu :
o Alamiah, antibody yang didapat seseorang karena diturunkan oleh ibu yang merupakan orangtua kandung langsung ketika berada dalam kandungan (transplasenta).
o Buatan, kekebalan tubuh yang diperoleh kerana suntuikan serum untuk mencegah penyakit tertentu(serum hiperinum)
B. Perbedaan kekebalan alam dan kekebalan didapat
ALAM
DIDAPAT
Resistensi
Tidak berubah oleh infeksi
Membaik oleh infeksi berulang
Spesifitas
Efektif terhadap semua mikroorganisme
Spesifik untuk mikroorganisme yang merangsang
Sel yang penting
  • Fagosit
  • Sel NK
  • Sel K
  • Limfosit
Molekul yang penting
  • Lisozim
  • Komplemen
  • Protein fase akut
  • Interferon
  • Antibody
  • sitokin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar