Kamis, 20 Oktober 2011

Konsep kehilangan


KONSEP KEHILANGAN

PENDAHULUAN
Kehilangan dan kematian adal;ah peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara invidual. Hidup adalah serangkaian kehialangan dan pencapaian. Anak yang mulai berjalan mencapai kemandiriannya dengan mobilitas. Seorang lansia dengan perubahan visual dan pendengaran mungkin kehilangan keterandalan dirinya. Penyakit dan perawatan di rumah sakit sering melibatkan berbagai kehilangan.
Perawata bekerja sama dengan klien yang mengalami berbagai tipe kehilangan. Mekanisme koping mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menghadapi dan menerima kehilangan.
A.  KONSEP KEHILANGAN
1.      DEFENISI KEHILANGAN
Kehilangan:
-       Kondisi dimana seseorang mengalami kekurangan atau ketidaklengkapan sesuatu yang sebelumnya ada
-       Situasi dimana individu kehilangan sesuatu yang sbelumnya ada
-       Ex: Amputasi, gangguan fungsi tubuh, penyakit terminal, dll
2.      BENTUK KEHILANGAN
a.    Kehilangan Maturasional
Kehilangan yang diakibatkan oleh transisi kehidupan normal untuk pertama kalinya, Ex; Anak yang mulai berjalan kehilangan citra tubuh semasa bayinya. Wanita yang mengalami menopause kehilangan kemampuan untuk mengandung.
b.    Kehilangan Situasional
Kehilangan yang terjadi secara tiba-tiba dalam merespons kejadian ekternal spesifik, Ex; kematian mendadak dari orang dicintai
3.      TIPE-TIPE KEHILANGAN
a.     Kehilangan Nyata
Kehilangan yang dapat diidentifikasi oleh individu atau orang lain
Ex; Amputasi, Kehilangan fungsi tubuh, dll
b.    Kehilangan yang dirasakan
Kehilangan yang dapat dirasakan oleh individu, tetapi tidak oleh orang lain
Ex; Menurungnya harga diri, Menurunnya kepercayaan/rasa aman, dll
4.      KATEGORI KEHILANGAN
a.    Kehilangan Benda Eksternal
Mencakup segala kepemilikan yang telah menjadi uang, berpindah tempat, dicuri, atau rusak karena bencana alam. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang terhadap benda yang hilang tergantung pada nilai dan kegunaan dari benda tersebut.
b.    Kehilangan lingkungan yang telah dikenal
Kehilangan yang berkaitan dengan perpisahan dari lingkungan  yang telah dikenal mencakup meninggalkan lingkungan yang telah dikenal selama periode tertentu atau kepindahan secara permanen
c.    Kehilangan orang terdekat
Orang terdekat mencakup Orang tua, pasangan, saudara kandung, anak-anak, teman dan rekan kerja. Kehilangan dapat terjadi akibat perpisahan, pindah, promosi di tempat lain, dan kematian.
d.    Kehilangan Aspek diri
Kehilangan aspek dalam diri dapat mencakup bagian tubuh, fungsi fisiologis, atau psikologis.
e.    Kehilangan hidup
Seseorang yang menghadapi kematian menjalani hidup, merasakan, berfikir dan merespons terhadap kejadian dan orang sekitarnya sampai terjadinya kematian. Meskipun sebagian besar orang takut tentang kematian dan gelisah mengenai kematian, masalah yang sama tidak akan sama pentingnya bagi sikap orang.
5.      FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RESPON TERHADAP KEHILANGAN
a.       Perspesi individu terhadap kehilangan
b.      Intensitas sumber/stressor
c.       Pengalaman masa lalu
d.      Status fisik dan mental
e.       Genetik
f.       Tahap perkembangan
g.       Mekanisme koping
h.      Support system
i.        Stuktur kepribadian

B.   KONSEP BERKABUNG DAN DUKACITA
1.      DEFENISI
a.       Bekabung adalah proses yang mengikuti suatu kehilangan dan mencakup berupaya untuk melewati dukacita
b.      Dukacita adalah proses mengalami reaksi psikologis, social, dan fisik terhadap kehilangan yang dipersepsikan (Rando, 1991)
Proses berdukacita dan berkabung bersifat mendalam, internal, menyedihkan dan berkepanjangan. Istilah dukacita, berkabung, dan kehilangan karena kamatian sering digunakan secara tumpang tindih.
2.      KONSEP DAN TEORI BERDUKA
a.       Teori Engel (1964)
Proses berduka mempunyai 3 fase, yaitu;
Fase  I         : Syok dan tidak percaya
Individu menyangkal realitas kehilangan dan mungkin menarik diri, duduk tidak bergerak, atau menerawang tanpa tujuan.
Fase  II        : Mengembangkan keasadaran
Individu mulai merasa mulai merasa kehilangan secara tiba-tiba dan mungkin mengalami keputusasaan. Menangis adalah khas sejalan dengan individu menerima kehilangan
Fase  III       : Mengenali dan Restitusi
Dikenal Realitas kehilangan. Marah dan depresi tidak lagi dibutuhkan. Individu beralih dari tingkat fungsi emosi dan intelektual yang lebih rendah ketingkat yang lebih tinggi. Berkembang kesadaran diri.
b.      Teori Kubler-Ross (1969)
Berfokus pada perilaku dan mencakup lima tahapan, yaitu;
Fase  I         : Denial (Pengingkaran)
-       R….. pertama individu…..Rasa tidak percaya, Syok
-       R….. Fisik: lemah, Pucat, dll
-       Ex; “Tidak mungkin, pasti pemeriksaan yang salah
Fase  II        : Anger (Marah)
-       Proyeksi terhadap orang lain atau benda disekelilingnya
-          Reaksi fisik: Muka merah, kepal tangan, gelisah, Nadi cepat, Perilaku Agresif,
-          Ex; “Tidak becus perawat/pelayanan kesehatan disini”
Fase   III          : Bergaining (Tawar-menawar)
-          Ekspresi rasa bersalah, takut, dll
-          Ex; “Andai saya diberi umur, saya akan taat ibadah”
Fase   4            : Depresi
-          Sikap menarik diri, tidak mau bicara, putus asa
-          Perilaku yang sering muncul: menolak makan, insomnis, dll
Fase   5            : Acceptance (Penerimaan)
-          Berkaitan dengan Reorganisasi perasaan kehilangan
-          Pikiran yang berfokus objek kehilangan mulai berkurang
-          Ex; “ ya, mungkin itu takdir saya”
C.        Teori Rando (1991)
Mendefenisikan respon berduka menjadi 3 kategori, yaitu:
Tahap 1           : Penghindaran
                          Terjadi syok, menyangkal dan ketidakpercayan
Tahap  2          : Konfrontasi
Terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara berulang melawan  kehilangan mereka dan kedukaan mereka paling dalam dan dirasakan paling akut
Tahap  3          : Akomodasi
Mulai memasuki kembali secara emosional dan social dunia sehari-hari dimana klien belajar untuk menjalani hidup dengan kehilangan mereka.
C.   PROSES KEPERAWATAN
1.      Pengkajian
a.       Arti kehilangan
b.      Tipe/bentuk/kecepatan terjadinya kehilangan
c.       Kemampuan berkabung
d.      Status fisik dan mental
e.       Koping yang biasa digunakan
2.      Diagnosa keperawatan
Respon terhadap khilangan b/d factor yang ditimbulkan respon, Ex;
a.       Berduka disfungsional b/d  tidak sama dengan adekuatnya support system
b.      Berduka antisipasi b/d potensial kehilangan orang yang dicintai
c.       Koping individu …. Efektif b/d support system (-)
d.      Resiko cidera diri/orang lain b/d pengetahuan (-) tentang cara marah  konstruktif
e.       Dll
3.      Perencanaan
a.       Tujuan jangka panjang
Klien dapat melalui proses berkabung dan tidak terjadi respon maladaptive
b.      Tujuan Jangka Pendek
-                Klien dapat mengenal respon kehilangan
-                Klien dapat mengidentifikasi koping yang konstruktif dan destruktif
-                Klien dapat menggunakan koping yang konstruktif
c.       Prinsip Intervensi
1). Bina hubungan saling percaya
2). Dorong ekspresi perasan dan emosi
3). Bantu untuk menerima proses berkabung
4). Fasilitasi support system
5). Latihan pengembangan koping
6). Modifikasi Lingkungan
7). Perasaan reinforcement (+)
8). Program grouf Therafiotik
9). Program antisipasi
4.   Implementasi
a. Gunakan teknik Komunikasi terapeutik
b. Libatkan keluarga/system pendukung
c. dll
         Sesuai dengan prinsip intervensi
5. Evaluasi
a.       Respon Fisik ?
b.      Respon Emosi ?
c.       Respon Sosial ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar